Kamis, 11 Agustus 2011

Sistem Pengapian Platina

Sistem Pengapian Platina

Sistem Pengapian Platina



Sistem pengapian mobil-mobil modern tak lepas dari perkembangan teknologi sistem pengapian pada mobil jadul alias masih menggunakan platina sebagai plat kontak untuk menghubungkan dan memutus aliran listrik primer koil agar terjadi induksi/GGL pada sekunder yang berupa listrik tegangan tinggi untuk mensuplai busi agar memercikkan bunga api.
Platina mobil berupa plat kontak yang berfungsi sebagai penghubung & pemutus yang di hubungkan oleh ebonit/kaki platina dan di kontrol oleh nok delco(Distributor), apabila kaki ebonit tidak terdorong oleh nok delco maka plat kontak akan terhubung sekaligus mengalirkan aliran listrik primer koil ke ground dan menciptakan medan magnet pada primer coil, dan pada saat nok delco menyentuh/mendorong ebonit platina maka listrik dari primel coil akan terputus, pada saat listrik primer coil terputus maka terjadi GGL/induksi tegangan tinggi pada sekunder coil, dengan adanya kondesor/kapasitor yang terhubung secara paralel dengan platina akan membantu meningkatkan besar induksi dan menghilangkan bunga api pada saat platina mulai terbuka/memutus, hal ini bertujuan agar plat kontak platina tidak mudah terbakar dan mampu berumur panjang.

Besar/lamanya saat platina terhubung di pengaruhi oleh lebar Permukaan AS delco yang rata/datar hal ini di sebut dengan sudut dwell, dimana sudut/lama saat platina menghubungkan aliran listrik ke primer coil. Apabila celah platina kita bikin rapat so pastisudut dwell akan menjadi besar dan kebalikannya.

Sistem pengapian pada platina bekerja dengan cara demikian :
Image
Image
Image
platina membuka dan menutup mengantarkan pulsa ground ke koil...sedangkan kutub postif koil sudah mendapat supply muatan postif langsung dari aki melalui kunci kontak.....
ketika diberikan pulsa maka koil akan bekerja, kumparan primer akan menginduksi kumparan sekunder yang jauh lebih banyak jumlah lilitannya...hal ini akan mengakibatkan bangkitnya Voltase listrik yang sangat besar...(10.000Volts atau lebih)....nanti keluaran koil ini yang akan di gunakan untuk memantik api pada busi...di butuhkan teganggan tinggi agar bisa terjadi lompatan bunga api pada elektroda busi sehingga bisa membakar campuran bahan bakar udara yang sudah terkompresi.....
Gambar Koil :
Image
Sederhana bukan....
Dibalik kesederhanaan itu terdapat beberapa kelemahan platina :
1. Apabila harus mengeluarkan voltage yang besar..(misalnya menggunakan koil racing) maka drawback voltagenya (tegangan balik ke platina) itu akan lebih besar dari biasanya dan akan mempercepat umur dari platina tersebut alias cepet bopeng....
2. pada saat kecepatan tinggi platina membuka tutup dengan sangat cepat...bayangkan hanya memanfaatkan plat dan gerakan mekanik untuk mengatur pengapian yang urutan dan timingnya harus tepat....plat itu lama2 akan mengalami defleksi...dan akan berubah setelannya itulah mengapa platina musti sering di adjust...
3. Semahal2nya platina suatu saat akan habis...atau aus....karena merupakan kontak poin,,,segala sesuatu yang kontak pasti akan aus...atau rusak....

Untuk mengatasi kelemahan2 kelemahan platina maka munculah..sistem pengapian CDI yang merupakan sedikit perombakan dari sistem pengapian yang conventional...(platina)
ada pun cara kerja CDI adalah demikian :
sistem pengapian CDI adalah sistem pengapian yang Contactless
Sistem pengapian CDI hanya memanfaatkan perubahan medan magnet yang di tangkap oleh sebuah sensor yaitu sensor Hall...setiap ada perubahan medan magnet secara tegak lurus terhadap sensor maka sensor tersebut akan mengirimkan pulsa ggl (gaya gerak listri atau emf).
Nah hasi pulsa dari ggl ini di terjemahkan lagi oleh suatu rankgaian berupa rangkaian op Amp...agar pulsanya dapat di perbesar dan dimanfaatkan untuk mengaktifkan koil.
Selebihnya sistem pengapian ini sama dengan sistem pengapian Platina....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar